Selasa, 10 April 2012

Petualangan Menjelajahi Gedung Biru

Pada hari sabtu 7 April 2012 lalu. akku sama temen-temen akku melakukan kunjungan ke kalteng Pos, Kalteng Pos adalah sebuah perusahaan pencetak koran terkemuka di kota Palangkaraya. sesampainya di gedung biru (sebutan untuk kantor pencetakan koran Kalteng Pos) kami masuk ke sebuah ruangan. disana kami di beri banyak penjelasan tentang sejarah berdirinya kalteng Pos. okey untuk yang pertama akku bkal kasih tau kalian semua para pembaca blog akku gimana sejarah kalteng pos itu di pandu oleh Kaka Ismail.
 Sejarah panjang Kalteng pos Palangkaraya

tahun 1993 kalteng pos mulai diterbitkan  setelah enam bulan berjalan ternyata kendala mulai menghadang, pemda melarang penerbitan koran Kalteng Pos untuk mengedarkan koran dengan nama Kalteng Pos, alasannya karena mereka tidak izin pengedaran (SIUP) akhirnya dengan pelan pelan pihak Kalteng Pos menjalani har-hari penerbitan dengan nama penerbit Pelita Pembangunan.
setelah bertahun tahun berjalan dengan nama  Pelita Pembangunan akhirnya pada tahun 1998 nama Pelita Pembangunan resmi berubah menjadi Kalteng Pos.
Disinilah bermula, Kalteng Pos semakin menunjukan rating terbaik sebagai koran terlaris di Kalimantan Tengah dan mampu bersaing dengan koran di wilayah Indonesia, dan diharuskan menembus angka 6000 ekslempar, untuk 1000 ekslempar saja, sangat susah, tetapi terus saja, Kalteng Pos menembusnya.


Kalteng Pos dilanda kesedihan, kejadian yang paling membuat Kalteng pos dan warga Kalimantan Tengah bersedih adalah saat 25 Juli 2009 adalah malam kelam dan memilukan. Tepat pada malam Minggu, Gedung Kalteng Pos secara seketika dilahap si jago merah, selama dua jam api berkobar tanpa ampun, semua data dan alat-alat percetakan sudah hangus, para karyawan hanya bisa menyelamatkan satu buah komputer. Kalteng Pos tidak mau bersedih terus, kru Kalteng pos langsung bergegas menuju Radar Sampit untuk meminjam alat percetakan, agar membuktikan bahwa Kalteng Pos itu adalah koran yang sudah mantap. Radar Sampit merupakan sahabat Kalteng Pos, selain itu Palangka Ekspress juga, karena tiga koran itu cabang dari Jawa Pos. Kru Kalteng Pos tetap berusaha membuat Korannya tetap seperti hari biasa,


saat selesai dicetak, koran Kalteng Pos beredar pada pukul 12.00 WIB, walaupun terlambat, edisi Minggu, 26 Juli 2009 merupakan koran yang luar biasa bagi pembacanya.

Tidak ingin vakum, koran Kalteng Pos sementara waktu menyewa Ruko di Jalan Antang. Dengan dana yang dirasa cukup, Kalteng Pos membuat Gedung baru yang megah. Bapak Darul Iskan lalu memberikan jabatannya pada Bapak H. Zaenal Mutaqqin menjadi direktur utama, yang juga diurut oleh Kaltim Pos, Radar Banjarmasin, Radar Sampit, dan Radar Sulteng. Beberapa tahun setelah kejadian itu, Kalteng pos merasa tidak enak dengan Pemda Kalteng bila memberitakan suatu kejadian di sana. Jadi, saham yang ditanam Pemda Kalteng dicabut.

Kalteng Pos merupakan koran yang bagus untuk dibaca segala usia.  Selamat untuk Kalteng Pos yang selalu memberikan hal yang baru dengan koran yang fleksibel dan kompleks.
Menemui si Pencetak koran yang Besar dan Sangat Hebat

Setelah Mendapat penjelasan tentang sejarah kalteng pos kami diajak untuk mengelilingi Kantor Kalteng pos. Pertama tama Kami memasuki ruang redaksi dimana semua berita dibuat. disitu kami diajarakan cera pembuaan berita, dan cara kerja komputer-komputer disitu dan perbedaan nya dengan kompoter atau laptop yang biasa kita miliki atau kita lihat dirumah dan disekolah.
Setelah selesai kami diajak melihat si besar nan hebat yang sedari tadi sudah kami nanti-nantikan. dan ternyata waw tak salah lagi mesin itu memang benar-benar besar. disitu kami dijelaskan bahwa ternyata dalam satu hari mereka mencetak koran hingga empat kali yang apabila di total keseluruhan korannya bisa mencapai lima belasribu eksemplar tapi itu belum termasuk koran yang apal (belum sempurna) biasanya koran apal disebabkan karena warna yang akan dicetak dalam gambar yang ada pada koran belum beremu atau bercampur sempurna, dan kalau teman-teman tau koran yang apal itu bisa mencapai seribu eksemplar lho. tapi itu tidak menyebabkan kerugian kok.
selain itu disana kami juga melihat puluhan gulungan kertas buram yang besar yang buasa digunakan untuk membuat koran.
setelah perjalanan ini selesai kami kembali ke MTsN 2 Palangkaraya untuk melanjutkan kegiatan ini hingga selesai pada waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar